
MEMBUAT video klip “supaya ada saja” atau sekadar jadi, mudah saja. Beda kalau mau membuat video klip yang tak hanya menarik namun punya konsep jelas, butuh waktu dan persiapan matang sejak perencanaan hingga jadi. Alasan ini pula yang membuat DMBP band baru merilis video klip untuk lagu “Peluh” awal pekan lalu.
Selain menampilkan warna musik yang beda untuk lagu dengan lirik berbahasa Bali, video klip “Peluh” juga dibuat senada dengan genre musik, menampilkan nuansa country atau lebih dikenal bernuansa western yang identik dengan koboi. Lagu ini sendiri terangkum di album perdana DMBP, “Lakukan yang Terbaik” yang dirilis Juli silam. “Peluh” menjadi lagu ke-4 dari album tersebut yang dibuatkan video klip, setelah “Bahagia”, “Oo oo oo” dan “Menyama”.
“Sebenarnya konsep video klip Peluh ini sudah dipikirkan jauh sebelumnya ketika penggarapan klip Ooo … Saat itu Lutir sebagai vokali sekaligus pencipta menyanyikan lagu Peluh secara unplug di sela-sela istirahat suting. Saya pikir, kayaknya tema musik dan video klip lagu ini memang lebih cocok ke bluegrass sebagai turunan dari musik country,” cerita Hanz, bassist DMBP yang juga menyutradari pembuatan video klip “Peluh”.
Ide yang dimunculkan Hanz memang tak mudah, karena terkendala dengan lokasi suting berlatar pedesaan ala alam Nevada yang gersang di awal abad 20. Mungkin memang “berjodoh”, secara tak sengaja DMBP melihat garapan Sem (Swaha Bali) yang menampilkan video klip salah satu band dengan teknik green screen. Bak gayung bersambut dengan ide lama yang sempat dipendam, DMBP pun berkolaborasi dengan Sem yang langsung terlibat sejak saat suting hingga post production.
“Dalam proses pembuatan klip ini bisa dibilang kami sangat kompak. Semua bahu-membahu untuk bekejar, mulai dari menggarap set lokasi, wadrobe, mencari sponsor, model video klip. Segala lelah itu terbayarkan setelah melihat hasilnya. Lewat tangan dingin Sem, kesan video klip jadi begitu kuat,” jelas Hanz sembari berharap terobosan baru yang dilakukan DMBP di belantika musik pop Bali bisa diterima secara luas.
Grup band D’MBP dibentuk secara resmi 20 juli 2018. Saat itu Alit sebagai vokalis sedang mencari teman untuk diajak nge-band sebagai project barunya. Bermula saat Alit sebagai solois mendapat kesempatan tampil di salah satu tempat hiburan di Kuta namun dalam format band. Satu ketika Alit yang sedang bersama gitaris Eka Arimika, bertemu dengan Lubak Tapis, drummer Kavami Band dan Hanz Setiawan, bassist Vana Band. Kumpul-kumpul yang diisi dengan nge-jamz itu akhirnya menghasilkan ide untuk membentuk band baru yang diberi nama d’MBP. Nama d’MBP dipilih karena personelnya adalah anggota komunitas Musisi Bali Peduli (MBP). Sejak akhir 2018, grup ini jadi berlima dengan bergabungnya Lutir Vedi yang turut mengisi vokal. (231)
