TREND membawakan kembali lagu populer yang dibawakan penyanyi atau grup band, atau sering disebut sebagai cover song, tak hanya terjadi untuk lagu berbahasa Indonesia atau Inggris. Belakangan, sejumlah penggemar bahkan mereka yang sudah berstatus penyanyi pun, mulai tertarik menyanyikan ulang lagu berbahasa Bali.
Bagi grup band XXX, cover lagu mereka oleh generasi sekarang lebih banyak manfaat positifnya. Salah satu lagu XXX “Yen Suba Ngelah Tunangan” cukup banyak dibawakan ulang oleh penggemar dan diunggah melalui media sosial.
“Jelas ini bagus, dan kami senang karena dengan cover song ini, secara tidak langsung memperkenalkan, mendekatkan XXX dengan generasi sekarang , generasi milenial yang mungkin ketika lagu kami populer beberapa tahun lalu, masih kanak-kanak,” ujar Rah Tut, salah satu personel XXX di Denpasar belum lama ini.
Diakui, lagu XXX yang bertempo lambat dan bertema cinta lebih banyak diminati oleh anak muda dan kerap dinyanyikan bersama. Ini juga yang menjadi alasan, XXX akan tetap membawakan, memasukkan lagu bertema cinta ke dalam album terbaru mereka yang direncanakan rilis dalam waktu dekat. Walau begitu, grup yang mulai rekaman sejak 2003 ini akan tetap dengan komitmen untuk memperkenalkan dan turut melestarikan tradisi budaya Bali lewat lagu.
Itu pula alasan, dari materi album baru XXX, lagu “Aci Rah Pengangon” yang mengangkat tradisi siat tipat bantal di desa Kapal, Badung, dibuatkan video klip dan dirilis terlebih dahulu. Ini juga dilakukan untuk mengejar momentum siat tipat bantal saat Purnama Kapat, 13 Oktober lalu.
Karena ide kreatifnya ini pula, XXX mendapat penghargaan dari Desa Kapal atas peran aktifnya mengangkat dan memperkenalkan salah satu daya tarik budaya di desa tersebut. “Aci Rah Pengangon” menjadi lagu kesekian dari XXX yang dibuat berdasarkan sejarah serta tradisi budaya Bali, selain “Omed-omedan”, “Puputan Badung”, dan “Kebo Iwa”.
Grup musik XXX yang bernaung di bawah bendera Jayagiri Production, mulai dikenal publik penikmat lagu berbahasa Bali saat mereka merilis album pertama “Druwenang Sareng” di tahun 2003 dengan hits seperti “Tutur Ayu” dan “Sami Bagia”. Grup yang awalnya didukung tiga bersaudara, Rah Tut (vokal), Rah Two (vokal), dan Rah Mink (gitar) ini mendapat sambutan bagus karena mereka tampil membawakan lagu berbahasa Bali dalam balutan musik bernuansa hip hop serta RnB.
Album berikutnya, XXX memasukkan unsur techno ke dalam album “Jingkrak-Jingkrak” (2004). Secara rutin XXX yang kemudian memantapkan diri ke dalam format band merilis album, seperti “Bikul Pisuh” (2006), “Sangut Delem” (2008), “Nak Bali” (2009), dan “Welcome to Bali” (2013). Sedangkan album ke-7 yang sudah rampung direkam 2017 lalu, tertunda rilisnya. Namun pengenalan lagu “Aci Rah Pengangon” menjadi langkah awal bagi XXX untuk muncul kembali. Hingga saat ini, XXX masih didukung personel Rah Tut (vokal), RahTwo (vokal), Rah Mink (gitar), Rah Alit (drum), Angga (bass), dan Sila (keyboard/gitar). (231)