KARENA hobi, itulah alasan kuat bagi grup band Amnesti Bali untuk menggarap album rekaman dalam format CD audio. Tak hanya merampungkan album “Swara Jagad” yang memuat 10 track, mereka juga semangat untuk memperkenalkan karya dengan menggarap video klip. Sejak dirilis Januari silam, Amnesti Bali sudah menyelesaikan tiga video klip. Diawali dengan “Swara Jagad”, “De Taen Bohongi”, dan terbaru “Pak Bos”.
“Visualisasi lagu ini ke dalam video klip dimaksudkan untuk menggambarkan sosok Bos, pemimpin yang banyak bicara soal ini dan itu, janji ini dan itu, tapi ujung-ujungnya 0 besar, kosong, tak ada apa,” jelas Made Bayu, pencipta lagu “Pak Bos” sekaligus drummer Amnesti Bali kepada wartawan saat pemutaran video klip di kampus ISI Denpasar, Minggu (14/4).
Jika untuk dua video klip sebelumnya dipilih dua lagu yang bertempo pelan, bahkan bisa dikatakan sebagai bentuk “kompromi” dengan pasar, maka video klip ke-3 sengaja dipilih lagu yang berirama cadas yang lebih memunculkan karakter band, rock. “Di lagu Pak Bos, kami mencoba membawakan lagu yang dikemas dengan musik rock progresif. Mungkin ini bisa menjadi sesuatu yang baru bagi penggemar lagu berbahasa Bali,” tambah Made Bayu, yang biasa disapa Dedek.
Sementara itu Pasek, vokalis Amnesti Bali menjelaskan, sesungguhnya grup dengan personel yang seluruhnya dari kecamata Kerambitan, Tabanan ini sudah terbentuk sejak 2000. Sempat muncul di album kompilasi Baduda Idol, mereka pun aktif menggarap lagu. Namun baru tahun ini, keinginan untuk membuat satu album rekaman dapat terwujud. Meskipun sempat mengalami pergantian personel, dan sekarang bisa disebut generasi ke-5, namun keberadaan Pasek sebagai vokalis dengan tarikan suara khas melengking, membuat karakter Amnesti Bali tak berubah. Saat ini Amnesti Bali didukung personel Pasek (vokal), Suwirta (gitar), Diko (gitar), Gembul (bass), dan Made Bayu (drum).
Menurut Made Jenggot, produser sekaligus manajer, album rekaman “Swara Jagad” yang diproduksi sebanyak 1.000 keping, sampai saat ini setidaknya sudah terjual 500. Untuk segala proses rekaman dan produksi, pembiayaan dilakukan secara swadaya dengan memanfaatkan kas yang terkumpul dari honor manggung di beberapa tempat. Selain itu, untuk rekaman mereka diberi keleluasaan waktu oleh rekan pemilik studio.
“Saat ini kami tengah merancang promosi ke radio-radio untuk lebih memperkenalkan lagu-lagu sekaligus keberadaan Amnesti Band,” demikian Made Jenggot. (231)