PERNAH dengar nama Orkes Moral Pengantar Minum Racun (PMR)? Atau pernah tahu lagu “Judul-judulan”? Setidaknya “Aku Bukan Pengemis Cinta” yang dinyanyikan vokalisnya, Johny Iskandar? Nah, grup musik yang gemar memparodikan lagu terkenal ke dalam irama dangdut ini akan manggung di Bali. Menarik, karena usut punya usut, sepanjang sejarah grup ini dibentuk sejak 1977, ini kali pertama mereka tampil di Pulau Dewata.
Adalah PICA Fest 2017, acara yang digagas sejumlah pelaku industri clothing (pakaian) di Bali, yang mendapuk PMR sebagai salah satu bintang tamu. Bukan sekadar iseng, PMR malah ditempatkan di pemuncak acara, Minggu 5 Maret mendatang di halaman parkir GOR Ngurah Rai, Denpasar. “Benar sekali, ketika kami menghubungi grup yang kini satu manajemen dengan band Seringai ini, mereka mengatakan ini pertama kali mereka main di Bali,” jelas Febry, humas acara PICA Fest kepada mybalimusic.com di Denpasar, Senin (27/2).
Menurutnya, tidak ada kesulitan untuk mendatangkan PMR yang belakangan naik daun lagi setelah merilis album “Orkeslah kalau Bergitar” di tahun 2015. Kepada awak media saat press conference PICA Fest 2017, Yudis selaku perwakilan panitia menjelaskan, pilihan untuk mendatangkan PMR jelas untuk memberi warna lain bagi acara yang identik dengan pakaian, makanan, dan musik ini. Selain itu tentu saja untuk memperluas segmen pasar acara yang sebelum-sebelumnya identik dengan anak muda dan penggemar musik indie.
“Jangan salah, meskipun PMR grup lama, tapi sekarang banyak anak muda jadi penggemarnya. Terutama sejak mereka merilis album baru dua tahun lalu. Bahkan ketika kami info melalui Instagram akan ada PMR di acara PICA Fest 2017, banyak yang merespons dan menyambut antusias,” jelas Yudis .
PMR dibentuk 1977 dengan personel Jhonny Iskandar (vokal), Boedi Padukone (gitar), Yuri Mahippal (mandolin, cuk), Imma Maranaan (bass), Ajie Cetti Bahadur Syah (perkusi), Harri “Muke Kapur” (mini drum). Awalnya mereka dibentuk dengan dorongan dari grup Warkop, yang membutuhkan band pengiring untuk acara siaran Warkop Prambors saat itu. Beberapa lama mereka kerap tampil bersama Warkop, hingga akhirnya kemudian mandiri dalam berkarier. Nama PMR mencuat setelah sukses fenomenal lagu “Judul-judulan” di tahun 1987 yang konon kasetnya terjual hingga 2 juta keping. Sepanjang kariernya, PMR sudah menghasilkan 15 album dan terlibat dalam 7 album kompilasi. Terakhir di bawah label Adu Kreatif, grup yang masih tetap dengan formasi lama ini merilis mini album “Orkeslah Kalau Begitar” dengan membawakan satu labu baru berjudul “Time Is Money”, Topan alias Tato Panu (cover version lagu “Posesif” Naif), “Mengadili Persepsi” (Seringai), dan “Cinta Melulu” (Efek Rumah Kaca). (231)