MUSIKBALI.COM – Unit Punk Rock asal Bali, Superman is Dead (SID) meluncurkan karya terbaru mereka yang bertajuk “1984”. Single ini dirilis pada 20 September 2024 lalu. Kali ini SID melakukan sesuatu yang berbeda. Lagu “1984” , dikemas dengan lirik tajam dan diiringi musik keroncong. Aransemen musik keroncong yang asyik nan syahdu tersebut digubah oleh grup Keroncong Seba.
Tentu saja ini menawarkan sesuatu yang berbeda, karena SID dikenal sebagai band yang kerap menyajikan lagu dengan tempo drum yang cepat serta alunan distorsi yang kencang. Berawal ketika Keroncong Seba meng-cover lagu “Bulan dan Ksatria” milik SID, kini grup asal Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah itu berkesempatan untuk berkolaborasi langsung bersama SID.
Dalam postingan Instagramnya (@keroncongseba) mereka mengatakan sangat bangga sekali kami bisa ikut andil dalam pembuatan single terbaru SID, “1984”. “Suatu kebanggaan tersendiri bagi kami, bisa berkarya bersama idola sesuai suara isi hati yang terbalut dalam lirik yang sangat elegan,” katanya.
Konon lirik lagu yang elegan tersebut ditulis oleh Jerink alias Jrx., drummer SID, ketika masih dipenjara. Melalui akun pribadinya (@true_jrx), ia mengungkapkan, alasan mengapa lagu tersebut dijadikan keroncong adalah karena unsur ketidaksengajaan.
“Kenapa keroncong? Karena gak sengaja nemu video Keroncong Seba meng-cover lagu Bulan dan Ksatria nya SID dan saya pun terpesona olehnya.” kata Jrx.
Bukan SID namanya jika tidak menyajikan lirik yang kritis dan tajam. Meski aransemen musiknya dibalut nuansa keroncong, tak lantas menghilangkan daya tarik dari lagu SID. Ketajaman lirik khas Jrx dan karakter vokal yang kuat dari Bobby Kool (vokalis SID) masih terasa begitu kental. Makna dari lagu tersebut juga dapat tersampaikan dengan tegas dan lugas.
Dilansir dari Instagram resmi @sid_official, lagu tersebut terinspirasi dari novel distopia “1984” karya George Orwell, lagu ini adalah penghargaan terhadap kemerdekaan individu maupun kolektif yang hendak dirampas oleh oligarki lokal maupun global dengan alasan wabah dan bencana alam. (Dede Putra Wiguna)