
SETAHUN setelah “uji coba” dengan single “Jekjek Tresna”, Evie, band pengusung lagu berbahasa Bali akhirnya meluncurkan album rekaman tepat memasuki tahun baru 2015. Bertempat di Manshed, Sanur, Jumat (2/1), grup ini memperkenalkan album “Swara Hati” kepada wartawan dan sejumlah tamu, dengan memainkan sejumlah lagu secara akustik. Ini menjadi semacam “pemanasan” bagi Evie sebelum konser peluncuran album yang akan digelar 11 Januari mendatang di Akasaka Music Club, Denpasar.
Sebagaimana pernah diberitakan, grup yang didukung Evie (vokal), Aput (gitar), Ryo (gitar), Cucut (drum), dan dua pemain tambahan ini memang ingin serius dalam berkarya. Karenanya, bermodalkan single “Jekjek Tresna” yang dirilis November 2013, butuh waktu setahun bagi mereka untuk memperkenalkan diri kepada publik, sekaligus mengasah kemampuan dan menambah jam terbang dengan tampil di berbagai acara musik.
Menurut Jun “Bintang” yang bertindak sebagai manajer Evie dengan bendera Blackuro, album Evie ini termasuk istimewa, karena selain direncanakan dalam jangka waktu yang panjang, album ini digarap serius demi mencapai hasil yang berkualitas bagus. Kesempatan baik pula, banyak nama penting di kancah musik di Bali yang berperan di dalamnya. Termasuk campur tangan Antida Music yang bersedia membantu proses rekaman.
“Selama ini tidak mudah bagi musik pop Bali untuk bisa rekaman di sana. Syukurlah setelah melihat keseriusan serta karakter beda Evie, Antida Music mau mendukung rekaman ini. Termasuk proses mixing yang langsung ditangani Deni Surya, juga ada sentuhan vokal latar Ocha,” paparnya.
Pertemanan Evie dengan Jun memang sudah berlangsung sejak lama. Bahkan menurut Evie, saat ia masih di Inggris, ia sudah berpesan kepada Jun untuk dibuatkan lagu yang akan dinyanyikan kalau ia kembali ke Bali. Dari ngobrol-ngobrol itulah, Jun menyodorkan dua lagu kepada Evie, dan ”Jekjek Tresna” yang paling awal menarik minat Evie. Jadilah lagu ini yang direkam paling pertama, sembari menunggu kesempatan untuk membuat satu album penuh.
Evie tidak mengiyakan tetapi juga tidak memungkiri, lagu-lagu yang terangkum di album “Swara Hati” bagaikan curahan hati dari pengalaman hidupnya selama ini. Selain “Jekjek Tresna” yang memang sudah banyak dikenal penikmat lagu pop Bali, ia juga menyodorkan “Selamat Tinggal” yang sudah dibuatkan video klip sebagai andalan. Termasuk di dalamnya satu lagu dari album Evidemi yang diaransemen ulang, “Pelih Gede”.
Disinggung mengapa harus mengibarkan nama baru, bukannya menghidupkan kembali Evidemi yang sudah cukup lama vakum, Evie berdalih bukannya tidak ingin, namun kondisi yang tidak memungkinkan. “Personel Evidemi sudah tersebar, dan memiliki kesibukan masing-masing. Makanya saya meminta kepada Jun Bintang untuk membantu mencarikan musisi pendukung. Setelah mencari-cari dan bertimbang banyak hal, terbentuk formasi yang sekarang ini,” jelas Evie yang kini merasa sudah cocok satu sama lain.
“Kami sudah kompak dan bisa saling melengkapi dalam bermain. Walaupun selisih pendapat kadang ada saja, kalau rasanya ada yang kurang pas dalam bermusik, bertengkar ya bertengkar, tapi setelah itu baikan kembali,” tambahnya.
Evie pertama kali merilis rekaman pop Bali dalam format rekaman solo di tahun 2004 dengan merilis album “Main Api”. Setahun berikutnya, ia mencoba bermain dalam format band dengan nama Evidemi dan merilis album “Sori Gen Malu”. Namun tak lama, Evie memutuskan untuk merantau, bekerja di luar negeri. Praktis, kiprahnya di blantika musik pop Bali terhenti selama beberapa tahun. Hingga di tahun 2012 Evie kembali ke Bali, dan pelan-pelan mulai mencoba menghidupkan kembali kiprahnya di dunia musik.
Menurut Evie, kembalinya ia ke jalur musik di luar kesibukannya kerja, karena ada keinginan untuk tetap berkarya dan menyanyi. Dan yang jelas ada perbedaan sangat signifikan dari pemunculan Evie di album solonya dulu, pun ketika bermain di Evidemi. Selain olah vokal yang kian matang, albumnya kini lebih terkonsep dan warna musiknya lebih dipertajam ke modern rock.
“Saya rasa inilah yang menjadi daya tarik, saat ini Evie menjadi satu-satunya grup band lagu berbahasa Bali dengan vokalis wanita. Dari beberapa penampilan selama ini, respon penggemar musik juga cukup bagus. Semoga kiprah grup ini bisa terus berlanjut,” harap Jun. *231
